Membangun kesadaran dan pendidikan anti-kekerasan di Indonesia adalah sebuah langkah penting yang harus kita ambil untuk menciptakan masyarakat yang damai dan harmonis. Kekerasan yang terjadi di berbagai lini kehidupan, baik di rumah, sekolah, maupun masyarakat, merupakan masalah serius yang harus segera kita selesaikan.
Menurut Komisioner Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Jasra Putra, “Kita perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya anti-kekerasan, baik kepada anak-anak maupun orang dewasa. Pendidikan anti-kekerasan harus dimulai sejak dini, di lingkungan keluarga dan sekolah.”
Pendidikan anti-kekerasan tidak hanya berperan dalam mencegah terjadinya kekerasan, tetapi juga membentuk karakter individu untuk menjadi pribadi yang lebih toleran dan empatik. Hal ini sejalan dengan pendapat Sri Sultan Hamengkubuwono X, “Pendidikan anti-kekerasan dapat membentuk sikap saling menghargai dan menghormati sesama, serta mendorong untuk menyelesaikan konflik secara damai.”
Namun, untuk mencapai hal tersebut, kita perlu melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah, lembaga pendidikan, dan masyarakat itu sendiri. Pemerintah perlu memberikan dukungan dan kebijakan yang mendukung pendidikan anti-kekerasan, seperti yang disampaikan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, “Pendidikan anti-kekerasan harus menjadi prioritas dalam program pendidikan nasional.”
Selain itu, lembaga pendidikan juga perlu terlibat aktif dalam menyusun kurikulum pendidikan anti-kekerasan yang dapat diterapkan di sekolah-sekolah. Hal ini sejalan dengan pendapat Prof. Dr. Deddy Mulyana, “Pendidikan anti-kekerasan harus menjadi bagian integral dalam proses pembelajaran di sekolah, agar peserta didik dapat memahami pentingnya hidup tanpa kekerasan.”
Dengan membangun kesadaran dan pendidikan anti-kekerasan di Indonesia, kita dapat menciptakan masyarakat yang lebih aman, damai, dan harmonis. Mari kita bersama-sama berkomitmen untuk memberantas kekerasan dan membangun Indonesia yang lebih baik untuk generasi mendatang.